Artikel

Kebiasaan Baru Para Traveller Indonesia di Era New Normal

06 September 2020
Kebiasaan Baru Para Traveller Indonesia di Era New Normal

Pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih terjadi membawa banyak perubahan pada kebiasaan kita, termasuk kebiasaan saat bepergian. Kebiasaan apa saja yang berubah pada para traveller indonesia? 

 

Dilansir dari laman situs kompas.com, menurut Gaery Undarsa, Chief Marketing Officer sebuah situs penjualan tiket online, mengungkapkan bahwa kebanyakan kebiasaan traveller saat ini memang menjadi negatif seperti merasa paranoid terhadap hotel, tempat liburan, dan lainnya. 

 

Walau demikian, Gaery mengungkapkan bahwa ada hal yang positif yang juga terjadi selama pandemi Covid-19 yang terjadi saat ini. Dahulu, sebelum virus Covid-19 mewabah di negara kita, para traveller selalu berpikir bahwa mereka harus traveling ke tempat jauh, seperti Bali, Singapura, Jepang, dan lainnya.

 

Namun semenjak virus corona mewabah, tidak sedikit traveller yang mulai melirik destinasi lokal dan tidak terlalu jauh dari tempat mereka tinggal. Mereka mencari tempat wisata yang dekat dan ada di sekeliling, karena merasa bosan terlalu lama berada di rumah.

 

Fenomena yang hampir terjadi di seluruh Indonesia ini menurut Gaery adalah hal yang positif, karena ada banyak tempat wisata yang dahulu belum terekspos, saat ini bisa terekspos. Contohnya, dahulu mereka yang tinggal di Ibukota belum banyak yang melihat daerah Sentul, Bogor sebagai destinasi wisata. 

 

Tapi saat ini, daerah Sentul tidak kalah dengan daerah Puncak, Bogor dan selalu dipenuhi oleh para wisatawan asal Ibukota Jakarta pada saat hari libur, seperti akhir pekan. Hal ini tentu menjadi berkah tersendiri bagi pengelola kawasan wisata di daerah tersebut.

 

Semoga informasinya bermanfaat dan ingat untuk selalu mematuhi protokol kesehatan saat bepergian ya, Wong Coco Family!

 

“Lihat Artikel Lainnya”

Jadi Pandemi di Guinea, Mungkinkah Virus Ebola Sampai Negara Kita?

Jadi Pandemi di Guinea, Mungkinkah Virus Ebola Sampai Negara Kita?

Virus ebola yang sempat mewabah di Kongo pada pertengahan tahun 2020 kembali menjadi pandemi di Guinea pada bulan Februari 2021. Dilansir dari laman situs detikhealth, penetapan pandemi di Guinea ini dilakukan setelah ada 4 dari 8 orang yang terinfeksi dilaporkan meninggal akibat terinfeksi virus Ebola. Pandemi ini sudah pasti harus diwaspadai oleh negara lain, termasuk Indonesia. Namun, mungkinkah virus ebola sampai negara kita? Dilansir dari laman situs okezone, dr Indah Fitriani, SpPD, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, menjelaskan kemungkinan itu masih ada walau sangat kecil. Menurutnya, ada tiga 3 alasan kenapa wabah Ebola kemungkinannya sangat kecil sampai ke negara kita, yaitu: Indonesia jauh dari lokasi sumber kasus Wabah Ebola terjadi di negara yang letaknya di benua Afrika dan jaraknya sangat jauh dengan Indonesia, sehingga kecil kemungkinan virus ini masuk ke Indonesia. Namun, setiap negara diimbau WHO untuk tetap waspada dengan virus ebola. Telah ditemukan vaksin ebola Ebola sudah ditemukan vaksinnya, yaitu rVSV-ZEBOV. Vaksin ini berisi virus vesicular stomatitis (VSV) yang sudah dimodifikasi, sehingga isinya berupa kode protein yang bisa menstimulasi respons imun (daya tahan tubuh) terhadap virus ebola. Pasien ebola mudah terdeteksi Saat seseorang terinfeksi virus ebola, pasti tubuh pasien akan muncul gejala. Tidak sama dengan Covid-19 dimana pasien terinfeksi mungkin saja orang tanpa gejala (OTG), Mereka yang terinfeksi virus ebola mudah terdeteksi karena memiliki gejala yang sangat berat hingga fatal sehingga tidak mungkin bepergian dengan leluasa, terlebih naik pesawat ke luar negeri. Itulah 3 alasan kenapa wabah Ebola kemungkinannya sangat kecil sampai ke negara kita. Walaupun demikian, ada baiknya kita selalu waspada dan karena pandemi Covid-19 di negara kita belum berakhir, selalu taati protokol kesehatan ya, Wong Coco Family!

 01 Maret 2021