Artikel

Kebiasaan Baru Bekerja di Fase New Normal

12 Agustus 2020
Kebiasaan Baru Bekerja di Fase New Normal

Untuk mereka yang sudah harus bekerja di kantor di masa fase new normal, selain harus tetap menjalani protokol kesehatan, mereka juga harus bisa menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru untuk mengantisipasi penularan virus corona (Covid-19).

Dilansir dari laman situs Tribun Jakarta, Dr. dr. Astrid Widajati Sulistomo, MPH, Sp.Ok, Ketua Perhimpunan Spesialis Kedokteran Okupasi Indonesia (PERDOKI), mengingatkan ketika mulai bekerja harus memakai masker, jaga jarak dan membawa baju ganti untuk menjaga kebersihan diri.

dr. Astrid juga menyarankan kepada seluruh perusahaan yang karyawannya sudah masuk bekerja di kantor untuk meningkatkan pemantauan kesehatan kepada seluruh karyawan dengan menerapkan skrining dan identifikasi para pekerja.

Sebelum masuk ke kantor, pihak perusahaan harus melakukan pemeriksaan suhu dengan thermal scanner para karyawannya. Jika diketahui suhu tubuh lebih dari 37,3 derajat maka karyawan tersebut tidak boleh masuk atau bekerja di kantor.

Perusahaan juga sebaiknya memantau gejala-gejala awal, mulai dari demam, batuk, sakit tenggorokan, sampai tubuh yang lemas. Pengawasan ini bisa dilakukan setiap hari di pagi hari ketika para karyawan masuk.

Kemudian, ruangan di kantor juga harus disemprot dengan desinfeksi dua sampai empat kali sehari dan penyediaan hand sanitizer di ruangan-ruangan kantor juga sangat disarankan untuk disediakan oleh pihak perusahaan.

Terakhir dr. Astrid, juga menyarankan agar perusahaan jangan mengumpulkan pekerja dalam jumlah banyak di satu lokasi atau ruangan, dan tidak mengadakan kerja lembur lebih dari jam kerja pada umumnya, yaitu delapan jam.

 

“Lihat Artikel Lainnya”

Begini Etika saat Batuk dan Bersin di Tempat Umum

Begini Etika saat Batuk dan Bersin di Tempat Umum

Lokasi penularan virus korona (COVID-19) yang paling berisiko adalah di tempat umum karena di tempat tersebut kita akan bertemu dengan banyak orang dan akan sulit mengindentifikasi siapa yang tubuhnya sehat dan siapa yang tubuhnya sedang terinfeksi penyakit. Ingat, virus corona bisa menular melalui cairan ludah dari mereka yang telah terinfeksi virus corona dan karena itulah ketika bersin atau batuk di tempat umum, kita semua harus mengetahui etika yang benar sehingga penularan penyakit apapun, termasuk infeksi virus corona bisa dicegah. Menurut info yang dilansir dari laman situs resmi badan kesehatan dunia, WHO, Senin (9/3/2020), setiap orang harus menerapkan etika batuk dan bersih. Cara ini dapat mengurangi penyebaran mikroorganisme (kuman) penyebab infeksi pernapasan, seperti batuk, pilek dan flu. Berikut adalah etika saat batuk dan bersin di tempat umum. Jauhkan wajah dari orang lain saat batuk atau bersin! Ketika ingin batuk atau bersin, sedikit menjauhlah dari orang lain. Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin. Tisu bisa mencegah penyebaran virus dan bakteri dan kalau sudah digunakan segera buang ke tempat sampah. Tidak ada tisu? Pakai lengan! Jika tidak ada tisu, solusi saat bersin atau batuk di tempat umum adalah menutup mulut dan hidung menggunakan lengan tangan. Cara ini dinilai lebih baik ketimbang menyebabkan orang lain tertular penyakit yang sedang diderita. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer! Sesudah bersin atau batuk, segeralah cuci tangan dengan memakai sabun dan air mengalir. Sulit menemukan wastafel? Wong Coco Family bisa menggunakan hand sanitizer. Itulah etika saat batuk dan bersin di tempat umum. Semoga bermanfaat dan ingat untuk selalu menjaga kebersihan diri dan daya tahan tubuh agar tubuh tidak mudah terinfeksi penyakit apapun, termasuk virus corona.

 17 Februari 2020
Jalan-jalan di Mal Wajib Pakai Masker di Masa New Normal

Jalan-jalan di Mal Wajib Pakai Masker di Masa New Normal

Memasuki masa New Normal, pengelola beberapa pusat belanja akan menerapkan protokol kesehatan bagi seluruh pengunjungnya. Saat mal dibuka kembali, seluruh pengunjung mall wajib mematuhi protokol kesehatan yang salah satunya adalah selalu memakai masker penutup mulut. Dilansir dari laman situs CNN Indonesia, sebagai langkah persiapan, Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja (APPBI) DKI Jakarta Ellen Hidayat, telah menyiapkan standar operasional prosedur (SOP) di masa New Normal. Menurut Ellen, di masa New Normal, cuma pengunjung dengan temperatur atau suhu badan normal yang diizinkan untuk masuk. Karena itu, pengecekan suhu badan akan diberlakukan di seluruh pintu masuk mal. Tidak hanya pengunjung, seluruh karyawan mall dan tenant juga wajib memakai masker dan mengenakan bahan pelindung tubuh yang wajar sesuai dengan industrinya masing-masing. Di beberapa pusat perbelanjaan yang memang keadaannya memungkinkan, rencananya akan ditambah wastafel atau tempat cuci tangan di beberapa lokasinya. Pengaturan jarak juga akan diterapkan di mal untuk memastikan para pengunjung mengikuti tata cara social distancing (jaga jarak), termasuk saat antri di lift dan elevator. Di area foodcourt, akan dilakukan penataan ulang dengan jarak yang lebih lebar antara meja dan kursinya. Tiap penyedia layanan juga harus mengatur jarak aman antar pengunjung dan penjual, contohnya memasang sekat plastik di area kasir yang memisahkan antara kasir dan pengunjung. Itulah beberapa hal yang harus Wong Coco Family perhatikan saat mengunjungi mal di era New Normal. Semoga informasinya bermanfaat dan tetap mematuhi protokol kesehatan ya saat mengunjungi mal!

 16 Juni 2020
Cara Praktis dan Enak untuk Mencegah Masalah Pencernaan

Cara Praktis dan Enak untuk Mencegah Masalah Pencernaan

Makan tidak teratur, kurang serat dan kurang minum air putih adalah beberapa penyebab pencernaan kita bermasalah. Sakit maag, perut kembung, dan konstipasi (susah BAB) beberapa contoh paling umum dari masalah pencernaan. Nah, agar pencernaan jauh dari masalah, berikut adalah jenis makanan yang sebaiknya kita konsumsi. Makanan fermentasi Makanan atau minuman yang diproses dengan metode fermentasi adalah sumber alami probiotik tidak hanya baik untuk kesehatan pencernaan, tapi juga bisa meningkatkan kekebalan tubuh dan meningkatkan ketahanan terhadap infeksi. Di Indonesia, contoh makanan fermentasi adalah tempe dan oncom. Kemudian, ada juga dari negara lain seperti kimchi, sauerkraut dan miso. Yogurt dan kefir juga termasuk sumber probiotik alami yang baik untuk kesehatan pencernaan.  Makanan yang mengandung inulin Tidak hanya ada bakteri yang merugikan, di dalam usus kita juga ada bakteri yang menguntungkan yang menguntungkan perlu "makanan" supaya bisa tetap hidup. Daun bawang, bawang, sawi putih, asparagus dan jenis sayuran lainnya yang mengandung inulin adalah sumber makanan yang disukai bakteri baik. Inulin berfungsi merangsang pertumbuhan bakteri yang menguntungkan dan membuat feses menjadi lebih mudah untuk dikeluarkan. Makanan yang mengandung serat Dilansir dari laman situs kompas.com, menurut Cynthia Yoshida, dokter spesialis gastroenterologis di Charlottesville, Va., dan rekan penulis buku No More Digestive Problems: The Answers Every Woman Need, semua jenis serat sangat penting untuk menjaga usus tetap sehat dan kotoran mudah bergerak ke arah saluran pembuangan. Sumber alami serat terbaik bisa kita dapat dari mengonsumsi biji-bijian, kacang-kacangan, sayur dan buah. Selain itu ada juga bahan pangan lain yang mengandung serat tinggi dan salah satunya adalah nata de coco. Menurut Prof. DR. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB, kandungan serat (dietary fiber) pada nata de coco cukup tinggi, terutama selulosa.  Dengan kandungan serat dari nata de coco (atau bahan pangan lainnya), proses buang air besar akan menjadi teratur dan berbagai macam penyakit, terutama yang berhubungan dengan pencernaan, bisa dihindari. Nah, cara praktis dan enak untuk mengonsumsi nata de coco adalah dengan memilih Wong Coco Nata de Coco yang dibuat dengan gula asli dan tanpa pemanis buatan. Produk nata de coco ini bisa dikonsumsi langsung atau ditambahkan dalam minuman atau sajian lainnya. Yuk stok Wong Coco Nata de Coco dirumah, Wong Coco Family!

 04 Juni 2020