Artikel

Begini Etika saat Batuk dan Bersin di Tempat Umum

17 Februari 2020
Begini Etika saat Batuk dan Bersin di Tempat Umum

Lokasi penularan virus korona (COVID-19) yang paling berisiko adalah di tempat umum karena di tempat tersebut kita akan bertemu dengan banyak orang dan akan sulit mengindentifikasi siapa yang tubuhnya sehat dan siapa yang tubuhnya sedang terinfeksi penyakit.

Ingat, virus corona bisa menular melalui cairan ludah dari mereka yang telah terinfeksi virus corona dan karena itulah ketika bersin atau batuk di tempat umum, kita semua harus mengetahui etika yang benar sehingga penularan penyakit apapun, termasuk infeksi virus corona bisa dicegah.

Menurut info yang dilansir dari laman situs resmi badan kesehatan dunia, WHO, Senin (9/3/2020), setiap orang harus menerapkan etika batuk dan bersih. Cara ini dapat mengurangi penyebaran mikroorganisme (kuman) penyebab infeksi pernapasan, seperti batuk, pilek dan flu.

Berikut adalah etika saat batuk dan bersin di tempat umum.

Jauhkan wajah dari orang lain saat batuk atau bersin!

Ketika ingin batuk atau bersin, sedikit menjauhlah dari orang lain. Gunakan tisu untuk menutupi mulut dan hidung saat batuk dan bersin. Tisu bisa mencegah penyebaran virus dan bakteri dan kalau sudah digunakan segera buang ke tempat sampah.

Tidak ada tisu? Pakai lengan!

Jika tidak ada tisu, solusi saat bersin atau batuk di tempat umum adalah menutup mulut dan hidung menggunakan lengan tangan. Cara ini dinilai lebih baik ketimbang menyebabkan orang lain tertular penyakit yang sedang diderita.

Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer!

Sesudah bersin atau batuk, segeralah cuci tangan dengan memakai sabun dan air mengalir. Sulit menemukan wastafel? Wong Coco Family bisa menggunakan hand sanitizer.

Itulah etika saat batuk dan bersin di tempat umum. Semoga bermanfaat dan ingat untuk selalu menjaga kebersihan diri dan daya tahan tubuh agar tubuh tidak mudah terinfeksi penyakit apapun, termasuk virus corona.

“Lihat Artikel Lainnya”

Trik Pintar Tingkatkan Semangat Belajar Si Kecil

Trik Pintar Tingkatkan Semangat Belajar Si Kecil

Apakah di rumah Si Kecil lebih senang bermain gadget ketimbang belajar dan mengerjakan pekerjaan rumahnya?  Jika memang Si Kecil menunjukkan gejala malas belajar, trik pintar berikut ini bisa dicoba.     Ciptakan ruang belajar yang nyaman Coba cek ruang belajar Si Kecil dan perhatikan apakah ruang tempat ia belajar sudah cukup nyaman untuk kegiatan belajarnya. Jika belum, segeralah membuat ruang belajar yang lebih nyaman, misalnya dengan memasang mural dengan warna dan karakter yang disukai Si Kecil agar ia lebih bersemangat belajar.   Selalu berusaha menjawab pertanyaan Si Kecil Usahakan untuk selalu menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh Si Kecil. Jika pertanyaannya butuh penjelasan yang cukup panjang, padahal Wong Coco Family sedang sibuk, maka katakan padanya pertanyaan itu akan dijawab nanti setelah ada waktu luang.   Jangan sekali-kali mengkritik Si Kecil yang terlalu sering mengajukan pertanyaan karena bisa mematahkan rasa ingin tahunya dan akhirnya ia tidak lagi bersemangat untuk belajar.    Memberi pujian Saat anak menunjukkan hasil belajar atau karyanya, berilah ia pujian. Memberi pujian ini penting karena Si Kecil akan merasa dihargai dan secara otomatis akan meningkatkan semangat belajarnya.   Sajikan cemilan favoritnya Menyajikan cemilan favoritnya juga bisa menambah semangat Si Kecil untuk belajar. Satu pilihan cemilan praktis yang bisa Wong Coco Family untuk menemani Si Kecil belajar adalah Wong Coco Ice Bon Bon Eskimo yang merupakan ice stick dengan aneka ragam rasa, seperti anggur, leci, melon, jeruk dan stroberi.      Wong Coco Ice Bon Bon Eskimo dibuat dengan paduan perisa buah-buahan, gula asli (tanpa pemanis buatan) dan susu skim yang membuatnya bertekstur lembut dan memiliki rasa yang khas. Disajikan dengan cara dibekukan terlebih dahulu, dipatahkan pada bagian tengah dan rasakan sensasinya.  

 06 Juli 2020
Manfaat Rutin Bangun Tidur di Pagi Hari untuk Kesehatan Tubuh

Manfaat Rutin Bangun Tidur di Pagi Hari untuk Kesehatan Tubuh

Saran yang sering kita dengar dari orang tua dulu, “jangan bangun kesiangan jika tidak ingin rezekinya dipatok ayam” sepertinya tidak ada salahnya untuk kita ikuti. Tidak hanya tentang rezeki, bangun pagi ternyata juga bermanfaat untuk kesehatan tubuh kita. Bahkan tidak cuma kesehatan fisik, manfaat bangun pagi juga berlaku untuk kesehatan mental. Tapi memang harus diakui, tidak semua orang bisa bangun pagi dan mungkin Wong Coco Family termasuk yang kesulitan untuk bangun pagi. Namun, setelah mengetahui manfaat bangun pagi di bawah ini, kamu pasti akan lebih bersemangat untuk bangun pagi. 1. Memacu kita jalani pola makan sehat Mereka yang bangun pagi biasanya punya waktu untuk menyantap sarapan dan akan memilih makanan yang lebih sehat. Sedangkan mereka yang bangun siang, biasanya akan buru-buru dan tidak akan punya cukup waktu untuk menyantap sarapan yang sehat, bahkan ada juga yang memutuskan untuk tidak sarapan. Padahal jika tidak sarapan bisa membuat kita menjadi lebih tergoda untuk mengonsumsi makanan yang lebih banyak dan biasanya kurang sehat di siang hari. 2. Baik untuk kesehatan kulit Selain punya waktu yang lengang untuk sarapan sehat, bangun pagi juga akan memberikan kita waktu lebih untuk melakukan langkah-langkah perawatan yang baik untuk kulit. 3. Lebih mudah untuk berkonsentrasi Bangun di pagi hari juga bisa meningkatkan konsentrasi karena kita punya waktu lebih banyak untuk konsentrasi pada tujuan dan daftar pekerjaan hari itu. Selain itu, kita juga memiliki lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri sebelum memulai pekerjaan. Hal ini akan membantu kita untuk lebih peka terhadap situasi, khususnya pada jam-jam sibuk di tempat bekerja. 4. Punya lebih banyak waktu untuk olahraga Bangun lebih awal di pagi hari akan membuat kita punya lebih banyak waktu untuk berolahraga. Olahraga, khususnya di pagi hari, sangat besar manfaatnya karena akan membuat tubuh lebih segar dan berenergi sepanjang hari. Itulah beberapa manfaat rutin bangun tidur di pagi hari untuk kesehatan tubuh. Mulai dibiasakan untuk rutin bangun pagi yuk, Wong Coco Family!

 08 Januari 2020
New Normal, Beradaptasi dengan Kondisi Baru Ketimbang Terus Meratapi

New Normal, Beradaptasi dengan Kondisi Baru Ketimbang Terus Meratapi

Mungkin tidak sedikit dari kita yang merasa khawatir memasuki era New Normal yang akan dijalani dalam beberapa fase mulai bulan Juni ini. Kekhawatiran ini cukup wajar karena masa New Normal ini sudah mulai dijalankan padahal pandemi Covid-19 belum berakhir. Agar lebih mengerti, mari simak penjelasan berikut ini. Dilansir dari laman situs fimela.com, seperti ditulis Urban Dictionary, New Normal merupakan keadaan dimana beberapa perubahan dramatis sudah terjadi karena suatu kejadian. Dan karena kejadian tersebut membuat kita semua harus mampu beradaptasi dengan situasi ketimbang terus meratapi apa yang terjadi. Jika dilihat dalam konteks New Normal saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, pemerintah Indonesia yang sebelumnya memberlakukan masa karantina di rumah ingin merubahnya menuju fase New Normal agar warga bisa berkegiatan dengan normal seperti sedia kala. Ini dilakukan karena melihat kenyataan bahwa pandemi Covid-19 diprediksi oleh banyak ahli kesehatan dunia masih akan cukup lama berlangsung, sedangkan kegiatan ekonomi di negara kita harus segera kembali ke sedia kala. Jika New Normal tidak segera diberlakukan, ekonomi akan terganggu dan efeknya akan sangat besar. Apa efeknya? Akan lebih banyak lagi pekerja yang terkena PHK karena banyak perusahaan yang harus ditutup karena kegiatan ekonomi tidak berjalan dengan normal. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi. Nah, sebagai warga negara kita harus berusaha untuk beradaptasi dengan masa New Normal.  Rasa khawatir memang wajar tapi usahakan untuk tetap tenang dan berkegiatan seperti biasa dengan tetap menjalani protokol kesehatan yang berlaku sebelumnya. Selain itu, negara yang ingin menjalani fase juga sebelumnya harus mengikuti beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh badan kesehatan dunia, WHO berikut ini. Memiliki bukti penularan Covid-19 di wilayahnya sudah bisa dikendalikan. Sistem kesehatan mulai dari rumah sakit sampai peralatan medis mampu melakukan identifikasi, isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga melakukan karantina orang yang terinfeksi. Resiko wabah virus corona harus ditekan untuk wilayah atau tempat dengan kerentanan tinggi, terutama untuk rumah lansia, fasilitas kesehatan mental, serta kawasan pemukiman padat. Resiko terhadap kasus dari pembawa virus yang masuk ke suatu wilayah harus dikendalikan Warga harus diberikan kesempatan untuk memberi masukan, berpendapat, dan dilibatkan dalam proses masa transisi fase New Normal versi WHO ini. Itulah beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh badan kesehatan dunia, WHO. Kalau suatu negara memang belum memenuhi kriteria di atas, fase New Normal sudah pasti tidak akan mendapat izin dari WHO. Semoga informasi ini bermanfaat!  

 10 Juni 2020