Artikel

New Normal, Beradaptasi dengan Kondisi Baru Ketimbang Terus Meratapi

10 Juni 2020
New Normal, Beradaptasi dengan Kondisi Baru Ketimbang Terus Meratapi

Mungkin tidak sedikit dari kita yang merasa khawatir memasuki era New Normal yang akan dijalani dalam beberapa fase mulai bulan Juni ini. Kekhawatiran ini cukup wajar karena masa New Normal ini sudah mulai dijalankan padahal pandemi Covid-19 belum berakhir. Agar lebih mengerti, mari simak penjelasan berikut ini.

Dilansir dari laman situs fimela.com, seperti ditulis Urban Dictionary, New Normal merupakan keadaan dimana beberapa perubahan dramatis sudah terjadi karena suatu kejadian. Dan karena kejadian tersebut membuat kita semua harus mampu beradaptasi dengan situasi ketimbang terus meratapi apa yang terjadi.

Jika dilihat dalam konteks New Normal saat pandemi Covid-19 seperti saat ini, pemerintah Indonesia yang sebelumnya memberlakukan masa karantina di rumah ingin merubahnya menuju fase New Normal agar warga bisa berkegiatan dengan normal seperti sedia kala. Ini dilakukan karena melihat kenyataan bahwa pandemi Covid-19 diprediksi oleh banyak ahli kesehatan dunia masih akan cukup lama berlangsung, sedangkan kegiatan ekonomi di negara kita harus segera kembali ke sedia kala.

Jika New Normal tidak segera diberlakukan, ekonomi akan terganggu dan efeknya akan sangat besar. Apa efeknya? Akan lebih banyak lagi pekerja yang terkena PHK karena banyak perusahaan yang harus ditutup karena kegiatan ekonomi tidak berjalan dengan normal. Tentu kita tidak ingin hal itu terjadi.

Nah, sebagai warga negara kita harus berusaha untuk beradaptasi dengan masa New Normal.  Rasa khawatir memang wajar tapi usahakan untuk tetap tenang dan berkegiatan seperti biasa dengan tetap menjalani protokol kesehatan yang berlaku sebelumnya. Selain itu, negara yang ingin menjalani fase juga sebelumnya harus mengikuti beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh badan kesehatan dunia, WHO berikut ini.

  1. Memiliki bukti penularan Covid-19 di wilayahnya sudah bisa dikendalikan.
  2. Sistem kesehatan mulai dari rumah sakit sampai peralatan medis mampu melakukan identifikasi, isolasi, pengujian, pelacakan kontak, hingga melakukan karantina orang yang terinfeksi.
  3. Resiko wabah virus corona harus ditekan untuk wilayah atau tempat dengan kerentanan tinggi, terutama untuk rumah lansia, fasilitas kesehatan mental, serta kawasan pemukiman padat.
  4. Resiko terhadap kasus dari pembawa virus yang masuk ke suatu wilayah harus dikendalikan
  5. Warga harus diberikan kesempatan untuk memberi masukan, berpendapat, dan dilibatkan dalam proses masa transisi fase New Normal versi WHO ini.

Itulah beberapa ketentuan yang disyaratkan oleh badan kesehatan dunia, WHO. Kalau suatu negara memang belum memenuhi kriteria di atas, fase New Normal sudah pasti tidak akan mendapat izin dari WHO.

Semoga informasi ini bermanfaat!

 

“Lihat Artikel Lainnya”

Kasus Covid-19 Melonjak, Ahli Kesehatan Sarankan Pakai Masker Dobel

Kasus Covid-19 Melonjak, Ahli Kesehatan Sarankan Pakai Masker Dobel

Saat ini lonjakan angka kasus Covid-19 sedang terjadi dan karena hal inilah sejumlah pihak menyarankan kita semua untuk selalu memakai masker dobel (rangkap) agar bisa mendapat perlindungan yang lebih maksimal. Benarkah masker dobel bisa memberikan perlindungan maksimal? Dilansir dari laman situs CNN Indonesia, Eric Daniel Tenda, seorang dokter spesialis penyakit dalam, menjelaskan pemakaian double mask mampu memberikan perlindungan maksimal dari virus corona. Pemakaian masker medis memberikan perlindungan sebesar 50-60 persen dari risiko terpapar Covid-19 dan jika ditambah dengan masker kain di lapisan luar, maka perlindungan yang diberikan akan semakin besar, yakni 85 persen menurunkan risiko terpapar Covid-19. Tidak hanya memakai masker dobel, masker juga harus digunakan dengan benar. Untuk masker medis, harus menutup hidung hingga dagu secara sempurna. Selain itu, tali masker juga disarankan disilang (knot) supaya tak ada celah virus masuk dari samping. Apa manfaat menyilangkan tali masker? Dengan menyilangkan tali masker medis, maka tidak akan ada bagian longgar ketika memakai masker. Menyilangkan tali masker juga meminimalisasi risiko virus masuk lewat samping tanpa tersaring masker. Selain itu, penggunaan masker kain sebagai pelapis luar masker medis juga harus tepat dan rapat. Masker kain juga sebaiknya langsung dicuci setelah digunakan dan dijemur di bawah sinar matahari hingga kering. Semoga informasi ini bermanfaat untuk Wong Coco semua. Ingat, selalu taati protokol kesehatan yang berlaku ya Wong Coco Family agar pademi ini bisa segera diakhiri!

 09 Juli 2021
3 Tradisi yang Berubah Saat Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

3 Tradisi yang Berubah Saat Lebaran di Tengah Pandemi Covid-19

Situasi pandemi Covid-19 yang sampai saat ini masih melanda seluruh negeri telah mengubah kebiasaan-kebiasaan dan tradisi yang selama ini dilakukan oleh umat Islam saat merayakan Idul Fitri. Berikut adalah kegiatan-kegiatan dan tradisi Lebaran yang harus disesuaikan demi menekan penyebaran virus corona.   Shalat Idul Fitri Berjamaah di Rumah Pada lebaran tahun 2021 ini pemerintah mengizinkan shalat ied berjamaan di masjid maupun lapangan dengan protokol kesehatan, juga terbatas pada komunitas atau lingkup komunitas. Sangat penting untuk menjaga diri dengan menghindari kerumunan saat bepergian dari rumah ke lokasi shalat ied dan sebaliknya. Namun demi menjaga kesehatan kita, ada baiknya tetap melakukan shalat berjamaah di rumah bersama dengan keluarga.   Tidak Mudik   Karena pandemi masih berlangsung, momen lebaran tahun ini pun pemerintah melarang pelaksanaan mudik untuk bisa segera mengakhiri pandemi Covid-19. Tidak hanya melarang warga untuk mudik, pemerintah juga melarang transportasi luar kota untuk beroperasi beberapa hari sebelum dan sesudah lebaran untuk mencegah warga yang ingin melaksanakan mudik.   Silaturahmi Via Online   Momen Idul Fitri akan terasa spesial jika kita bertemu dengan keluarga dan sanak saudara yang tinggal berjauhan. Momen ini juga dipakai untuk saling meminta maaf dan juga memaafkan atas kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat sebelumnya.   Nah, sebagai langkah agar pandemi bisa segera diakhiri, kita semua disarankan untuk tidak berinteraksi langsung, termasuk bermaaf-maafan secara langsung. Silaturahmi bisa tetap kita lakukan melalui pesan singkat atau video call.   Itulah kegiatan-kegiatan dan tradisi lebaran yang harus disesuaikan ditengah pandemi demi menekan penyebaran virus Corona. Walau perayaan Idul Fitri tidak sama dengan seperti biasanya, namun rasa kebersamaan tidak hilang begitu saja, ada begitu banyak cara untuk tetap menjalin silahturahmi dengan keluarga dan kerabat.   Selamat Hari Raya Idul Fitri 1442H

 08 Mei 2021