Artikel

Manfaat Konsumsi Aloe Vera untuk Kesehatan Jantung

28 April 2020
Manfaat Konsumsi Aloe Vera untuk Kesehatan Jantung

Tidak terbantahkan, penyakit jantung merupakan penyakit yang paling ditakuti banyak orang. Kenapa bisa penyakit ini sangat ditakuti oleh banyak orang? Karena penyakit jantung bisa terjadi secara tiba-tiba, kapan saja dan bisa menimpa segala usia.

Salah satu cara mencegah kita terkena penyakit jantung adalah dengan mengonsumsi aloe vera secara rutin. Nutrisi yang terkandung pada lidah buaya konon mampu menjaga kesehatan jantung dan menurunkan risiko terkena serangan jantung. Berikut penjelasan lebih lengkapnya.

Dilansir dari laman situs tribunnews,com, hasil penelitian menunjukkan bahwa aloe vera tersusun oleh 96% air dan 4% padatan yang terdiri dari 75 komponen senyawa berkhasiat, seperti vitamin A, B1, B2, B3, B12, C, E, choline, inositol dan asam folat.

Nah, menurut informasi pada laman situs sehatq.com, antioksidan vitamin C pada lidah buaya bisa membantu menurunkan kadar kolesterol jahat pada darah penyebab penyakit jantung. Jadi bisa disimpulkan, aloe vera bisa membantu menurunkan risiko terkena penyakit jantung.

Itulah penjelasan singkat tentang manfaat aloe vera yang bisa membantu mencegah terkena penyakit jantung. Semoga informasinya bermanfaat untuk Wong Coco Family. Untuk Anda yang ingin mengonsumsi Aloe Vera, Wong Coco Aloe Vera bisa menjadi pilihan yang cocok bagi kamu yang ingin mengonsumsi Aloe vera.

Selain praktis karena bisa dikonsumsi langsung atau digunakan sebagai salah satu bahan makanan dan minuman, Wong Coco Aloe Vera dibuat dengan Aloe Vera dari perkebunan sendiri dan tanpa pemanis buatan.

“Lihat Artikel Lainnya”

Masih Bekerja Dari Rumah? 6 Kebiasaan Buruk Ini Sebaiknya Dihindari

Masih Bekerja Dari Rumah? 6 Kebiasaan Buruk Ini Sebaiknya Dihindari

Walaupun membawa banyak dampak baik seperti meningkatkan efektivitas kerja dengan memangkas waktu perjalanan ke kantor dan meminimalisir resiko penularan virus Covid-19, bekerja dari rumah atau dikenal juga dengan WFH ternyata juga membawa kebiasaan buruk yang bisa merugikan kita semua. Apa saja kebiasaan buruk tersebut? Berikut adalah 6 kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari   Melakukan beberapa pekerjaan sekaligus   Melakukan pekerjaan sekaligus memang sekilas bisa membuat pekerjaan bisa selesai dengan lebih cepat. Tapi ternyata, kebiasaan ini sebaiknya Wong Coco Family hindari karena justru bisa menurunkan tingkat produktivitas karena otak dipaksa untuk menjalankan dua pekerjaan sekaligus.   Dilansir dari laman situs liputan6, seorang ahli saraf dari Massachusetts Institute of Technology (MIT), Earl Miller, mengungkapkan multitasking bisa meningkatkan hormon stres kortisol serta hormon fight or flight (melawan-atau-lari) adrenalin, yang dapat merangsang otak secara berlebihan dan dapat menyebabkan kabut mental atau pemikiran yang kacau.     Kurang aktif bergerak   Saat bekerja dari rumah, kita akan memangkas berbagai aktivitas fisik yang biasa dilakukan di luar rumah, seperti berjalan ke kantor dan lain sebagainya. Hal ini sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan masalah kesehatan kronis seperti penyakit jantung, depresi, dan obesitas.   Sebuah studi di Journal of Comparative Neurology menunjukkan sebuah fakta adanya hubungan antara ketidakaktifan dan penurunan mental. Tidak aktif secara fisik (sedentary) dapat mengubah bentuk neuron tertentu di otak sehingga bisa menyebabkan terjadinya penurunan kesehatan mental. Karena itulah, selama bekerja di rumah kita disarankan untuk tetap aktif bergerak, seperti melakukan olahraga ringan selama 30 menit.   Terlalu lama duduk   Sebuah studi yang dilakukan oleh The University of California, Los Angeles (UCLA) mengungkapkan bahwa mereka yang lebih banyak duduk akan lebih berisiko mengalami penipisan di daerah otak yang berhubungan dengan memori.  Hasil studi ini menekankan bahwa terlalu banyak duduk tidak hanya membawa risiko kesehatan fisik, tetapi juga risiko neurologis.   Karena itu, usahakan untuk mengurangi waktu duduk sebisa mungkin. Wong Coco Family bisa menyelingi aktivitas bekerja dari rumah dengan berjalan ringan di area rumah setiap 10 menit sekali.   Terlalu lama menatap layar gadget   Menatap layar gadget terlalu lama bisa mengakibatkan penurunan memori dan kognitif. Selain itu, menatap layar terlalu lama juga bisa berdampak buruk pada kesehatan fisik, seperti mata, telinga, leher, bahu, punggung, pergelangan tangan, dan lengan.   Untuk menghindari resiko tersebut, luangkanlah waktu sesekali untuk tidak menatap layar monitor gadget saat Wong Coco Family bekerja dari rumah.   Kurang tidur   Tidak sedikit mereka yang bekerja dari rumah yang akhirnya tidak memiliki waktu tidur yang cukup. Karena merasa punya banyak waktu di rumah, tidur menjadi hal yang tidak diprioritaskan dan akhirnya membuat kekurangan waktu untuk beristirahat.   Kurang tidur bisa memperlambat pemikiran kita, mengganggu proses pengambilan keputusan, merusak ingatan, konsentrasi, dan penilaian. Karena itu, usahakan untuk selalu memiliki waktu tidur yang cukup (7-8 jam tiap harinya).     Terlalu lama bermain sosial media   Salah satu cara untuk menghibur diri saat bekerja dari rumah adalah dengan bermain sosial media. Namun ingat, terlalu lama bermain sosial media, juga bisa meningkatkan luapan informasi yang justru bisa menstimulasi otak secara berlebihan. Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini bisa menyebabkan stres.   Supaya bisa memaksimalkan kerja otak setiap harinya, ada baiknya untuk membatasi waktu untuk bermain sosial media ya, Wong Coco Family!   Itulah 6 kebiasaan buruk yang sebaiknya dihindari saat bekerja di rumah. Semoga informasinya bermanfaat!  

 17 September 2021
Perlukah Menyajikan Makanan Penutup? Ini Penjelasannya

Perlukah Menyajikan Makanan Penutup? Ini Penjelasannya

Beberapa Wong Coco Family mungkin ada yang sering menghidangkan makanan penutup (dessert) saat bersantap bersama seluruh anggota. Tapi, apakah memang perlu menyajikannya? Dilansir dari laman situs antaranews.com, seorang ahli gizi ahli gizi di New Jersey bernama Felicia Stoler, setuju bahwa makanan penutup terkadang harus ada dalam menu. Namun, Felicia mengingatkan agar tidak beranggapan bahwa makanan penutup sebagai makanan yang sehat atau sarana untuk bisa menurunkan berat badan. Kenapa demikian? Karena hidangan penutup atau dessert mayoritas adalah makanan manis yang tinggi kandungan gulanya sehingga sering berhubungan dengan penambahan berat badan.  Sebagian makanan penutup juga diketahui mengandung banyak lemak jenuh, yang beresiko membahayakan kesehatan jantung, dan mengandung banyak kalori. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa hidangan penutup sebenarnya bisa menyehatkan saat strateginya tepat, yaitu lebih baik dikonsumsi sebelum makan ketimbang setelah makan. Seperti sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied, yang mengungkapkan bahwa secara konsisten memilih makanan yang lebih sehat dan mengonsumsi lebih sedikit kalori saat menyantap makanan penutup pada awal waktu makan.  Studi ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilansir dari laman situs dailymail.co.uk. Penelitian yang dilakukan oleh Dr James Gardiner dari Imperial College London itu menemukan bahwa makanan manis ternyata terbukti bisa membantu menurunkan berat badan asalkan dikonsumsi sebelum makan besar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa protein otak yang disebut dengan glukokinase mampu melihat seberapa banyak glukosa atau zat gula yang kita konsumsi. Kalau asupan zat gula ini terlalu rendah, maka otak akan memberitahukan tubuh untuk mengonsumsi lebih banyak lagi makanan bertepung dan makanan manis. Hal ini bisa berakibat kita akan cenderung untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Karena itulah Dr James Gardiner menyarankan kita untuk makan makanan manis terlebih dahulu, sebelum makan utama agar bisa memenuhi kebutuhan gula tubuh tanpa harus mengonsumsi makanan utama secara berlebihan. Setelah menyimak penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa hidangan penutup boleh disajikan sesekali dan akan lebih baik lagi jika hidangan yang mayoritas rasanya manis tersebut disantap sebelum hidangan utama agar dampak buruk yang ditimbulkan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis bisa diminimalisir. Salah satu jenis hidangan yang kerap menjadi makanan penutup adalah Jelly. Menyajikan Jelly yang praktis untuk keluarga, Wong Coco Family dapat mencoba MyJelly! Produk Jelly persembahan Wong Coco ini dibuat dengan gula asli, tanpa pemanis buatan dan tanpa bahan pengawet. Wong Coco Family dapat menyajikan MyJelly untuk disantap langsung atau disajikan dengan buah-buahan!

 30 Juni 2020