Artikel

Hand sanitizer Langka? Jangan Panik, Cuci Tangan Tak Harus Pakai Hand sanitizer!

09 Maret 2020
Hand sanitizer Langka? Jangan Panik, Cuci Tangan Tak Harus Pakai Hand sanitizer!

Kepanikan melanda masyarakat Indonesia akhir-akhir ini karena semakin merebaknya virus corona di negara ini. Salah satu bentuk kepanikan adalah banyaknya orang yang berbondong-bondong memburu cairan pembersih tangan (hand sanitizer). Akibatnya, harganya melambung tinggi dan sulit ditemukan.

Sebenarnya hal ini tidak perlu terjadi jika masyarakat bisa bersikap lebih tenang dan tidak panik karena sebenarnya mencuci tangan tidak harus memakai hand sanitizer. Ada cara lain yang tidak kalah efektif untuk membersihkan tangan, yaitu dengan memakai air dan sabun.

Dilansir dari laman situs kompas.id, Dono Widiatmoko, Dosen Magister Bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby, Inggris, mengungkapkan, selama ini Pemerintah Inggris selalu menyarankan warganya untuk mencuci tangan memakai sabun, bukan hand sanitizer. Dengan mencuci tangan memakai sabun, bakteri atau virus yang ada di telapak tangan bisa disingkirkan.

Dono Widiatmoko menambahkan, tidak salah memakai hand sanitizer. Tetapi dari sisi kesehatan, cuci tangan dengan sabun sudah cukup. Terlebih saat persedian hand sanitizer yang terbatas dan sulit ditemui.

Lalu, bagaimana cara mencuci tangan yang baik dan benar?

Masih dilansir dari laman situs kompas.id, Agus Susanto, Ketua Umum PP Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), menjelaskan mencuci tangan yang baik dan benar bisa dilakukan dengan enam langkah selama 20 detik.

  1. Menggosok kedua telapak tangan.
  2. Menggosok punggung tangan secara bergantian.
  3. Menggosok kedua sela-sela jari tangan.
  4. Membersihkan jari-jari dengan cara saling mengunci tangan.
  5. Menggosok dan memutar ibu jari secara bergantian.
  6. Meletakkan semua ujung jari di telapak tangan dan putar secara perlahan.

Semoga informasi ini bermanfaat dan ingat untuk selalu menjaga kebersihan dan daya tahan tubuh agar terhindar dari berbagai virus dan bakteri, termasuk virus corona.

“Lihat Artikel Lainnya”

Cukup Rajin Cuci Tangan, Flu Bisa Dicegah

Cukup Rajin Cuci Tangan, Flu Bisa Dicegah

Pasti tidak sedikit dari Wong Coco Family yang pernah mendengar sebuah saran, kalau tidak mau tertular flu maka sebaiknya kita rajin mencuci tangan. Benarkah saran ini atau hanya sekedar mitos belaka yang tidak perlu dipercaya? Penting untuk diketahui, tangan adalah salah satu bagian tubuh yang paling sering kita pakai untuk berkegiatan. Saat tangan kita memegang atau menyentuh benda - benda, kemungkinan bakteri banyak bersarang di bagian tubuh yang satu ini juga semakin besar. Dilansir dari laman situs DetikHealth, seorang ahli kesehatan bernama dr. Helmin Agustina Silalahi, mengungkapkan, "Virus flu akan menular melalui benda-benda di sekitar manusia melalui salah satu organ tubuh yang paling mobile, yaitu tangan. Kebersihan tangan akan membantu mencegah perpindahan virus dari tangan penderita ke tubuh manusia sehat lainnya." dr. Helmin menambahkan, cuci tangan ini semakin penting dilakukan saat kita sedang terkena flu. Kenapa? Karena tangan akan menjadi lebih sering terkena bagian mulut dan hidung saat sedang bersin. Karena itulah penting untuk lebih rajin mencuci tangan supaya orang sekitar kita tidak ikut terkena virus flu. Mencuci tangan terbukti efektif untuk menghilangkan berbagai macam virus, kuman, dan bakteri yang ada di tangan kita. Tapi ingat, jangan asal mencuci tangan. Cara mencuci tangan yang tepat adalah dilakukan selama 10 detik di bawah air yang mengalir dan sebaiknya memakai sabun. Selain harus lebih rajin mencuci tangan, mereka yang terkena flu juga disarankan untuk menggunakan masker dan segera mengonsumsi obat-obatan yang tepat agar bisa lekas sembuh. Jika sudah mengonsumsi obat-obatan tapi belum juga sembuh, segeralah periksa ke dokter atau klinik terdekat untuk mendapat pengobatan yang lebih akurat!

 16 Januari 2020
5 Kebiasaan Orang Sukses yang Bisa Kita Tiru

5 Kebiasaan Orang Sukses yang Bisa Kita Tiru

Untuk meraih kesuksesan dibutuhkan kerja keras dan tantangan yang tak sebentar. Nah, salah satu hal yang sangat penting dalam menentukan kesuksesan seseorang adalah kebiasaan dan kedisiplinan. Wong Coco ingin menjadi orang sukses? Coba disiplin menjalankan 5 kebiasaan orang sukses yang bisa kita tiru berikut ini.   Bangun Pagi Kebiasaan pertama para orang sukses yang bisa ditiru adalah kebiasaan bangun pagi. Berdasarkan penelitian yang informasinya dilansir dari laman Kompas, kebanyakan orang sukses bangun 3 jam sebelum jam kerja dimulai.   Hal ini berguna untuk bersiap-siap dan menenangkan diri sehingga dapat memulai kerja dengan kondisi yang tenang. Selain itu dengan bangun pagi, kita masih memiliki waktu untuk menambah wawasan seperti membaca atau mendengarkan berita.   Membuat to-do-list Membuat to-do-list berguna untuk membuat pekerjaan menjadi lebih efisien dan menghindari tumpukan pekerjaan di keesokan harinya. Membuat to-do-list juga akan membuat kita termotivasi untuk bekerja lebih giat karena memiliki target yang jelas dan waktu tidak terbuang.   Bermeditasi Di tengah kesibukan, orang sukses juga biasanya akan menyempatkan diri untuk mengisi kebutuhan spiritual. Cara yang umum adalah dengan bermeditasi. Selain bisa mengurangi stres, melakukan meditasi juga bisa membantu menjaga pikiran tetap positif.   Bersosialisasi Menjalin hubungan atau bersosialisasi dengan orang lain sangatlah penting. Selain menambah wawasan dan pengetahuan, meluaskan jaringan dengan orang lain juga menunjang pekerjaan atau kegiatan bisnis kita.   Tidak berhenti belajar Orang sukses akan terus menerus belajar. Belajar disini bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan dari siapa saja. Semakin sering belajar, kita akan semakin cerdas dan menambah wawasan. Dengan memiliki wawasan yang luas, kita bisa menjadi tahu banyak hal dan hal ini akan sangat menunjang usaha kita dalam meraih kesuksesan.   Semoga informasi tentang 5 kebiasaan orang sukses yang bisa kita tiru ini bermanfaat untuk Wong Coco Family semua!  

 19 Januari 2022
Perlukah Menyajikan Makanan Penutup? Ini Penjelasannya

Perlukah Menyajikan Makanan Penutup? Ini Penjelasannya

Beberapa Wong Coco Family mungkin ada yang sering menghidangkan makanan penutup (dessert) saat bersantap bersama seluruh anggota. Tapi, apakah memang perlu menyajikannya? Dilansir dari laman situs antaranews.com, seorang ahli gizi ahli gizi di New Jersey bernama Felicia Stoler, setuju bahwa makanan penutup terkadang harus ada dalam menu. Namun, Felicia mengingatkan agar tidak beranggapan bahwa makanan penutup sebagai makanan yang sehat atau sarana untuk bisa menurunkan berat badan. Kenapa demikian? Karena hidangan penutup atau dessert mayoritas adalah makanan manis yang tinggi kandungan gulanya sehingga sering berhubungan dengan penambahan berat badan.  Sebagian makanan penutup juga diketahui mengandung banyak lemak jenuh, yang beresiko membahayakan kesehatan jantung, dan mengandung banyak kalori. Namun, beberapa studi menunjukkan bahwa hidangan penutup sebenarnya bisa menyehatkan saat strateginya tepat, yaitu lebih baik dikonsumsi sebelum makan ketimbang setelah makan. Seperti sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Experimental Psychology: Applied, yang mengungkapkan bahwa secara konsisten memilih makanan yang lebih sehat dan mengonsumsi lebih sedikit kalori saat menyantap makanan penutup pada awal waktu makan.  Studi ini sejalan dengan sebuah penelitian yang dilansir dari laman situs dailymail.co.uk. Penelitian yang dilakukan oleh Dr James Gardiner dari Imperial College London itu menemukan bahwa makanan manis ternyata terbukti bisa membantu menurunkan berat badan asalkan dikonsumsi sebelum makan besar. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa protein otak yang disebut dengan glukokinase mampu melihat seberapa banyak glukosa atau zat gula yang kita konsumsi. Kalau asupan zat gula ini terlalu rendah, maka otak akan memberitahukan tubuh untuk mengonsumsi lebih banyak lagi makanan bertepung dan makanan manis. Hal ini bisa berakibat kita akan cenderung untuk mengonsumsi makanan dalam jumlah banyak. Karena itulah Dr James Gardiner menyarankan kita untuk makan makanan manis terlebih dahulu, sebelum makan utama agar bisa memenuhi kebutuhan gula tubuh tanpa harus mengonsumsi makanan utama secara berlebihan. Setelah menyimak penjelasan di atas, kita bisa menyimpulkan bahwa hidangan penutup boleh disajikan sesekali dan akan lebih baik lagi jika hidangan yang mayoritas rasanya manis tersebut disantap sebelum hidangan utama agar dampak buruk yang ditimbulkan akibat terlalu banyak mengonsumsi makanan manis bisa diminimalisir. Salah satu jenis hidangan yang kerap menjadi makanan penutup adalah Jelly. Menyajikan Jelly yang praktis untuk keluarga, Wong Coco Family dapat mencoba MyJelly! Produk Jelly persembahan Wong Coco ini dibuat dengan gula asli, tanpa pemanis buatan dan tanpa bahan pengawet. Wong Coco Family dapat menyajikan MyJelly untuk disantap langsung atau disajikan dengan buah-buahan!

 30 Juni 2020